Spirit Itu Bernama Yoga, Musik dan Tari


Laporan Bali Spirit Festival IV untuk majalah Le Gong (2)

Yoga, musik dan tarian menjadi pelebur batas negara, agama, ras dan usia. Sebuah contoh kecil wujud kedamaian sejati yang baru saja digelar di sebuah daerah yang tarikan daya spiritualnya sangat tinggi, Ubud – Bali. 

Pagi, menjelang akhir bulan Maret lalu, saya dari Jakarta sengaja terbang ke Bali untuk menghadiri festival tahunan Balispirit, -Yoga, Music and Dance. Setelah menempuh perjalanan selama 1,5 jam dari Jakarta akhirnya saya tiba Bandara Ngurah Rai – Bali, dan menempuh perjalanan 1 jam untuk sampai ke Ubud.

Balispirit Festival (BSF) adalah festival tahunan. Tahun 2011 ini adalah tahun ke empat. Tahun lalu, sebenarnya saya sudah sangat ingin menghadiri acara ini  namun karena satu dan lain hal, saya membatalkannya. Tahun ini saya datang ke BSF dan berjanji tak akan melewatkan satu hari pun di acara yang digelar selama 4 hari itu. Alasannya, saya ingin memperoleh wawasan tentang yoga, musik dan tarian yang melengkapi acara tersebut.  Dan tentunya, menambah spirit hidup saya.

Bali, terutama Ubud memiliki daya tarik magis yang kuat untuk hal-hal yang sifatnya spiritual, termasuk saat melakukan yoga.  Pagi itu,  begitu saya melihat peserta Balispirit  yang dari berbagai negara datang sambil membawa matras yoga, tarikan daya magis Ubud semakin kuat.




Warna-warni Workshop 
  
            BSF kali ini diadakan di Purinati Centre of Arts, Batuan, Ubud. Tersedia  7 tempat besar untuk workshop-workshop yoga, kolam renang, satu tempat besar untuk penjualan souvenir selama acara, dan pondok penyembuhan (healing hut). Peserta acara ini yang berjumlah 1.500 orang dari berbagai negara.

Bagi Anda pecinta yoga, pelatih yoga, atau yang baru tertarik dengan yoga, BSF adalah surga. Bayangkan setiap hari terdapat 25 workshop yoga yang bebas Anda pilih dan ikuti. Selama empat hari, seluruh workshop tersebut dipresentasikan oleh lebih dari 100 pelatih yoga bertaraf internasional yang didatangkan oleh panitia dari berbagai Negara: Australia, Inggris, Amerika Serikat. Kanada, Hawai, dan tentunya Indonesia.

            Saya sebut surga bagi para pecinta yoga karena acara tersebut menyajikan berbagai workshop yoga yang mungkin belum pernah Anda ikuti sebelumnya. Meski selama ini saya aktif berlatih yoga di acara ini saya yakin akan mendapatkan pengalaman-pengalaman  baru.  

Saya memilih workshop yang belum pernah saya ikuti sebelumnya, yaitu Yoga Meets Dance, Yoga with Live DJ, Acrobatic Yoga, Spirit Dance and Soul Song, Yoga Restorative, dsbnya.

            Bhakti  Boogie HoopYoga and Hoopnotica, misalnya, menyajikan gabungan antara gerakan yoga dan tarian hulahoop.  “Saat Anda melakukan  hulahoop Anda bisa sekaligus melakukan gerakan yoga, meditasi, dan juga untuk senang-senang,” ujar Jocelyn Gordon sang instruktur. Dengan hulahop yang bisa dibongkar pasang dan berdiamater 1,5 meter, Jocelyn berhasil menggabungkan gerakan yoga dan hulahoop dengan apik. Tubuhnya meliuk-likuk indah dan berkeringat.

            Kelas yang menyenangkan saya rasakan ketika mengikuti workshop Yoga Meets Dance.  Kelas ini diawali dengan semua peserta membentuk lingkaran dan bersama-sama melakukan gerakan yoga selama 10 menit. Setelah itu, sang instruktur memberi aba-aba agar semua peserta menari mengikuti irama musik.  Musik yang diputar pun cukup lengkap dari mulai yang berirama slow, opera, menghentak hingga disko.  Sesekali sang instruktur, Cloe Jackson dari Inggris tetap mengingatkan agar para peserta tetap mengeksplorasi gerakan tubuh yang berhubungan dengan tulang punggung, kepala, tangan, kaki, dan anggota tubuh lain.  Gerakan tarian para peserta tentu tak beraturan, namun nyatanya wajah semua peserta tampak gembira saat workshop ini.

            Mediatasi, sebagai pelengkap latihan yoga, saya lakukan dengan bentuk lain ketika mengikuti workshop Spirit Dance and Soul Song yang diajarkan oleh Daphine Tse dan Ellen Watson. Jika selama ini, saya melakukan meditasi sambil duduk bersila dan tak bersuara, di workshop  Ellen dan Daphine saya dan peserta lain bisa berguling-guling, menari, bernyanyi, dan  tersenyum. “Tubuh Anda adalah alat musik yang bisa dipakai untuk bernapas, bersuara, bernyanyi, menari, bermain-main dan berdoa,” ujar Ellen.
 
Intinya Ellen dan Daphine mengajarkan meditasi bergerak. Mengikuti workshop Ellen berarti kita dijarkan bagaimana mengembangkan kekuatan tubuh, fleksibilitas, merilekskan tubuh dan menguatkan tulang punggung, tentu dengan gaya mengajar Ellen. Lewat keahliannya, tak heran bila kelas Ellen selalu penuh selama BSF.

Selain mengikuti workshop-workshop yoga di atas, saya tetap mengikuti yoga yang selama ini saya ikuti di Jakarta. Pilihan saya jatuh ke workshop yang dipimpin oleh Olop Arpipi.  Olop yang memiliki studio yoga di daerah Seminyak mengajarkan  Iyengar Yoga. Kelasnya  selalu kebanjiran peserta.  Dengan akurasi gerakan versi Iyengar, selama dua jam, para peserta diajak berpeluh keringat oleh Olop. 

Fisik para peserta yoga sangat diuji saat mengikuti  workshop yang dipimpin oleh Denise Payne atau Danny Paradise. Di workshop Denise, peserta workshop diajarkan bagaimana melakukan gerakan-gerakan yoga tingkat mahir. Atau di workshop Danny, kelenturan badan peserta sangat diuji. Untungnya, kedua instruktur yoga itu cukup komunikatif dan menyelipkan humor-humor ringan saat mengajar.
                                         
                                        
Tanpa  Batas Negara dan Usia
Acara BSF boleh disebut sebagai acara yang bisa menyatukan kemajemukan ras, negara, bahasa, agama, dan usia. Tak peduli Anda dari negara mana, beragama apa, dan usia Anda berapa, yoga, musik dan tari menyatukan Anda dengan peserta lain. Salah satu peserta BSF, Helen Dredge dari Australia, mengatakan kepada saya bahwa ia seolah mendapatkan enerji lebih dan kegembiaraan yang luar biasa dengan mengikuti acara ini.  “Tahun depan, saya ingin ikut lagi.”

Peserta lain dari Indonesia, Joey Indrawati.  Joey yang baru lima bulan menjadi asisten guru yoga di Bandung -Jawa Barat, mengaku mendapat ilmu dan wawasan yoga yang sangat berguna untuk bekal mengajar. “Saya baru mengenal yoga, nah… acara ini membuka wawasan tentang yoga dari berbagai sudut.”

BSF tak cuma menyenangkan untuk para peserta yang usianya masih produktif. Anak-anak, yang rata-rata adalah anak para peserta BSF juga dimanjakan. Di arena BSF disediakan ‘sudut anak’ (kids corner) dengan fasilitas mainan anak-anak, dan face painting dan tentu workshop yoga untuk anak-anak.

 Mereka yang usianya di atas 50 tahun juga mendapat perhatian. Hal ini dibuktikan dengan dihadirkannya 80 orang manula dari Desa Nyuh Kuning Mas, Ubud ke BSF. Para manula ini sudah tiga bulan berlatih yoga bersama Deborah Koehn, dari Hawaii. Deborah rela tak dibayar sepeser pun untuk mendidik mereka. “Menyenangkan mendengar kualitas hidup mereka jauh lebih baik,” katanya.

Saya mengikuti workhop yoga untuk manula ini dari awal hingga akhir karena sangat menarik. Menarik karena baru kali ini saya mengikuti workshop yoga yang aba-aba pelatihnya  diterjemahkan ke bahasa Bali. Ya, para manula itu hanya bisa bahasa Bali. Jadi aba-aba dan penjelasan dari Deborah harus diterjemahkan ke bahasa Bali. Made Wena, yang mendampingi Deborah selama mengajar yoga dan bertindak sebagai penterjemah mengatakan antusias para manula belajar yoga sangat tinggi. “Setelah berlatih yoga bersama Deborah, beberapa keluhan kesehatan mereka berangsur hilang. Misalnya, jari-jari tangan kaku di pagi hari berangsur-angsur hilang. Atau yang tadinya mereka jarang bisa tidur, jadi gampang tidur, dan nafsu makan menjadi bagus,” jelas Made.


                               ------------------------------------------------------------------
Yang ingin 4 jt/bulan dengan kerja di rumah, dan sudah bosen banget dengan KEMACETAN 
Jakarta , tengok web ini  :        www.IbuBekerja.com/?id=AsaSuksesku
                               ------------------------------------------------------------------


Bahagia, bahagia, bahagia….. 
            Dihadiri oleh peserta dari berbagai negara, BSF juga memanjakan peserta dengan keanekaragaman budaya. Selama 4 hari berturut-turut budaya Bali tak cuma ditampilkan sebagai sebuah pertunjukkan tetapi juga ditampilkan sebagai sebuah workshop. Sebagai contoh, workshop tari Bali oleh ibu Sekartini dan bapak Ida Bagus selalu diikuti oleh banyak peserta. Mereka secara kilat diajari bagaimana cara mengerakan tangan, kaki, leher dan lirikan mata, dalam tarian Bali. 

            Budaya internasional juga disuguhkan. Selama empat hari berturut-turut African Dance menjadi favorit peserta. Saya yang selalu ‘menengok’ berapa jumlah peserta BSF yang menghadiri African Dance ini, dibuat kagum karena tempat workshop selalu penuh.  Diiringi oleh  suara gendang yang menghentak, tarian ini cocok untuk bersenang-senang sekaligus membakar kalori. Jangan heran bahwa selama workshop ini digelar terdengar teriak-teriak peserta karena kegirangan. 

Di negara asalnya,  Afrika, konon tarian gaya tersebut bisa digelar sepanjang hari untuk memperingati datangnya hari-hari bahagia, seperti pernikahan, kelahiran, atau setelah panen. Di hari terakhir BSF, saya ‘mengancam’ harus menyempatkan diri untuk ikut workshop ini. Bisa diduga, selama 20 menit ikut menari t-shirt saya basah oleh keringat. Yang saya rasakan: bahagia tiada tara. 

            Setelah seharian mengikuti workshop yoga, Anda bisa lebih bersenang-senang bila menghadiri acara BSF yang digelar di Kafe Arma, tak jauh dari lokasi workshop  yoga.  Acara yang digelar mulai dari jam 7 malam sampai tengah malam ini, menampilkan musik dari berbagai aliran dan tarian dari berbagai negara.  Penampilan masing-masing penampil, bisa dinikmati dari depan panggung. Namun jika Anda tak bisa menahan diri untuk bergoyang, banyak peserta BSF yang ikut bergoyang sambil menari. Sama seperti presenter yoga yang bertaraf internasional, grup musik yang tampil malam hari pun juga bertaraf internasional.

            Saya yang menghadiri workshop dari pagi mingga sore, serta menghadiri penampilan band di malam hari, merasa kehilangan saat acara BSF  berakhir. Rasanya selama 4 hari berbaur dengan para peserta BSF dari berbagai negara, terasa masih kurang lama.

Saat pesawat terbang take off meninggalakan Bali, saya kembali  teringat akan wajah-wajah bahagia dan ceria para peserta BSF. Benar kata Meghan: yoga, musik dan tari, sanggup mempengaruhi kehidupan manusia di semua tingkatan.  Dan saya, kembali ke Jakarta, dengan energi yang begitu besar untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. ***








  

1 comments:

abegaleabila said...

Harrah's Casino - Mapyro
The Harrah's Hotel & Casino in Reno is 천안 출장샵 an open-air resort destination located just 논산 출장샵 east of 파주 출장샵 Reno and offers a 광주광역 출장마사지 variety of dining, live entertainment,  Rating: 7.9/10 경주 출장마사지 · ‎21 votes

Post a Comment